PENGANTAR: Baru-baru ini, dunia dihebohkan dengan munculnya "hari kiamat" internet, dimana pada tanggal 9 Juli nanti, akses internet tidak bisa dilakukan. Itu artinya, ramashidqi.blogspot nggak bisa diakses, dong?
Tenang aja, soalnya peristiwa ini sudah ditangani denganbaik oleh pihak yang berwajib (hehehe...). Untuk mengetahui lebih dalam tentang kejadian ini. (Blognya Blog)
Mungkinkah tanggal 9 Juli mendatang semua jaringan Internet dunia akan mati total? Apa dan mengapa?
Menurut
MSN.com, FBI
menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas penonaktifan internet
pada tanggal 9 Juli mendatang. FBI menyebut hari tersebut dengan
sebutan
"Internet Doomsday" atau "Hari Kiamat Internet".
Ada apa gerangan? Hal tersebut dikarenakan laporan sebuah serangan
trojan yang akan menyapu bersih semua jaringan internet dunia seperti
tsunami. Trojan yang bernama DNSCharger Trojan tersebut merupakan
ciptaan dari cybercriminal dari Estonia. Trojan ini akan menginfeksi
semua PC berbasis Windows dan Mac serta merusak router yang terhubung
dengan internet.
Sekarang ini menurut catatan
internetidentity.com,
terdapat 4 juta komputer dan router yang terhubung dengan internet.
Trojan DNSCharger juga pernah melumpuhkan kurang lebih 500 ribu PC dan
Mac di tahun 2007 silam.
Antisipasi terbaik memang memutus segala koneksi komputer atau gadget
dari Internet pada tanggal 9 mendatang. Walau beredar kabar lain bahwa
kabar ini hanya isu belaka, namun tak ada salahnya waspada.
Cara lain, seperti yang disarankan FBI adalah melakukan tiga langkah antisipasi, yakni:
- Memeriksa semua pengaturan di dalam komputer.
- Menggunakan atau mengaktifkan antivirus terbaik di dalam perangkat komputer.
- Memeriksa sistem dalam komputer yang terhubung dengan internet.
Jangan sampai lupa, ya...
UPDATE: 9 Juli Bukan Kiamat Internet, Hanya Tutup Server
Hari Senin (9 Juli 2012) ini beredar banyak berita bahwa internet di
dunia terancam mati. Kehebohan kiamat internet ini berasal dari serangan
virus atau
malware bernama DNS Changer. Tetapi, jangan khawatir, apa yang terjadi hari ini takkan sedramatis itu.
Yang sebenarnya terjadi hari ini, FBI hanya akan menutup dua server di dunia untuk mengatasi penyebaran
malware itu. Ketika kedua server tadi tak berfungsi, maka komputer-komputer di dunia yang terinfeksi
malware takkan bisa menerjemahkan alamat situs ke dalam IP adress.
Berapa jumlah komputer yang kena dampaknya? Sejumlah ahli mengatakan
hanya berkisar antara 250.000 hingga setengah juta komputer di seluruh
dunia. Juru bicara DNS Changer Working Group (DCWG) Barry Green
menenangkan ketakutan para pengguna internet di dunia.
"Berbagai estimasi memperkirakan jumlah PC di dunia antara 1 miliar
hingga 2 miliar. Artinya, 250.000 komputer yang masih terinfeksi hanya
sekitar 0,02 persen dari semua PC di dunia. Ini bukan masalah besar,"
kata Barry Green.
DNS Changer sendiri bukan virus anyar. Ia diciptakan pada tahun 2007
oleh para penjahat dunia maya. DNS Changer memanipulasi DNS (Domain
Name System), yaitu sistem yang akan menerjemahkan situs web yang Anda
ketikkan di layar komputer Anda ke dalam angka-angka alamat IP-nya (IP
Adress).
Jadi, saat DNS Changer menyerang komputer Anda, ia akan mengubah
informasi DNS dan membawa Anda ke alamat IP situs-situs tipuan atau
iklan yang diinginkannya.
Namun, FBI telah menangkap para penjahat dunia maya itu dan menyita server mereka pada November lalu.
Masih khawatir? Jika ingin tahu apakah komputer sobat pembaca termasuk salah satu dari 250.000 yang terinfeksi, silakan cek di
http://www.dns-ok.us/.
Jika muncul latar hijau, berarti aman. Kalau muncul latar merah? Anda
terinfeksi, tapi Anda bisa menyembuhkannya langsung dengan mengunjungi
http://www.dcwg.org/fix/.
Tifatul: Indonesia aman
Tadi malam di Twitter, Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul
Sembiring menegaskan bahwa "Hari Kiamat Internet" ini hanya isu. "Tidak
benar akan terjadi kemacetan masif jaringan internet di Indonesia,
Senin 9 Juli 2012," tandasnya.
Menurutnya, memang benar sekitar 4 tahun lalu ada serangan besar virus trojan yang sampai melibatkan FBI untuk menyelidikinya.
FBI kemudian merilis 25 negara yang berisiko tinggi terjangkit trojan
itu. Namun, kebanyakan adalah negara-negara di Eropa, bukan Indonesia.
"Di Indonesia sendiri pernah dilakukan riset oleh peneliti virus dan
tak ditemukan perkembangan virus trojan tersebut," imbuhnya.
Meski begitu, ia berpesan agar tetap waspada, men-
scan, dan membersihkan peranti lunak komputer secara rutin. Perbarui selalu antivirus."
Penting: jangan sembarang membuka kiriman link via email yang aneh & mencurigakan dari orang yang tak kita kenal," tulisnya dalam akun
@tifsembiring.