Rabu, 11 Juli 2012

9 Juli, Hari Kiamat Internet?

PENGANTAR: Baru-baru ini, dunia dihebohkan dengan munculnya "hari kiamat" internet, dimana pada tanggal 9 Juli nanti, akses internet tidak bisa dilakukan. Itu artinya, ramashidqi.blogspot nggak bisa diakses, dong?
 
Tenang aja, soalnya peristiwa ini sudah ditangani denganbaik oleh pihak yang berwajib (hehehe...). Untuk mengetahui lebih dalam tentang kejadian ini. (Blognya Blog)
 
Mungkinkah tanggal 9 Juli mendatang semua jaringan Internet dunia akan mati total? Apa dan mengapa?
Menurut MSN.com, FBI menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas penonaktifan internet pada tanggal 9 Juli mendatang. FBI menyebut hari tersebut dengan sebutan "Internet Doomsday" atau "Hari Kiamat Internet".

Ada apa gerangan? Hal tersebut dikarenakan laporan sebuah serangan trojan yang akan menyapu bersih semua jaringan internet dunia seperti tsunami. Trojan yang bernama DNSCharger Trojan tersebut merupakan ciptaan dari cybercriminal dari Estonia. Trojan ini akan menginfeksi semua PC berbasis Windows dan Mac serta merusak router yang terhubung dengan internet.

Sekarang ini menurut catatan internetidentity.com, terdapat 4 juta komputer dan router yang terhubung dengan internet. Trojan DNSCharger juga pernah melumpuhkan kurang lebih 500 ribu PC dan Mac di tahun 2007 silam.

Antisipasi terbaik memang memutus segala koneksi komputer atau gadget dari Internet pada tanggal 9 mendatang. Walau beredar kabar lain bahwa kabar ini hanya isu belaka, namun tak ada salahnya waspada.

Cara lain, seperti yang disarankan FBI adalah melakukan tiga langkah antisipasi, yakni:
  1. Memeriksa semua pengaturan di dalam komputer.
  2. Menggunakan atau mengaktifkan antivirus terbaik di dalam perangkat komputer.
  3. Memeriksa sistem dalam komputer yang terhubung dengan internet.
Jangan sampai lupa, ya...
 
 
 
UPDATE: 9 Juli Bukan Kiamat Internet, Hanya Tutup Server
Hari Senin (9 Juli 2012) ini beredar banyak berita bahwa internet di dunia terancam mati. Kehebohan kiamat internet ini berasal dari serangan virus atau malware bernama DNS Changer. Tetapi, jangan khawatir, apa yang terjadi hari ini takkan sedramatis itu.

Yang sebenarnya terjadi hari ini, FBI hanya akan menutup dua server di dunia untuk mengatasi penyebaran malware itu. Ketika kedua server tadi tak berfungsi, maka komputer-komputer di dunia yang terinfeksi malware takkan bisa menerjemahkan alamat situs ke dalam IP adress.

Berapa jumlah komputer yang kena dampaknya? Sejumlah ahli mengatakan hanya berkisar antara 250.000 hingga setengah juta komputer di seluruh dunia. Juru bicara DNS Changer Working Group (DCWG) Barry Green menenangkan ketakutan para pengguna internet di dunia.

"Berbagai estimasi memperkirakan jumlah PC di dunia antara 1 miliar hingga 2 miliar. Artinya, 250.000 komputer yang masih terinfeksi hanya sekitar 0,02 persen dari semua PC di dunia. Ini bukan masalah besar," kata Barry Green.

DNS Changer sendiri bukan virus anyar. Ia diciptakan pada tahun 2007 oleh para penjahat dunia maya. DNS Changer memanipulasi DNS (Domain Name System), yaitu sistem yang akan menerjemahkan situs web yang Anda ketikkan di layar komputer Anda ke dalam angka-angka alamat IP-nya (IP Adress).

Jadi, saat DNS Changer menyerang komputer Anda, ia akan mengubah informasi DNS dan membawa Anda ke alamat IP situs-situs tipuan atau iklan yang diinginkannya.

Namun, FBI telah menangkap para penjahat dunia maya itu dan menyita server mereka pada November lalu.

Masih khawatir? Jika ingin tahu apakah komputer sobat pembaca termasuk salah satu dari 250.000 yang terinfeksi, silakan cek di http://www.dns-ok.us/. Jika muncul latar hijau, berarti aman. Kalau muncul latar merah? Anda terinfeksi, tapi Anda bisa menyembuhkannya langsung dengan mengunjungi http://www.dcwg.org/fix/.

Tifatul: Indonesia aman
Tadi malam di Twitter, Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring menegaskan bahwa "Hari Kiamat Internet" ini hanya isu. "Tidak benar akan terjadi kemacetan masif jaringan internet di Indonesia, Senin 9 Juli 2012," tandasnya.

Menurutnya, memang benar sekitar 4 tahun lalu ada serangan besar virus trojan yang sampai melibatkan FBI untuk menyelidikinya.

FBI kemudian merilis 25 negara yang berisiko tinggi terjangkit trojan itu. Namun, kebanyakan adalah negara-negara di Eropa, bukan Indonesia. "Di Indonesia sendiri pernah dilakukan riset oleh peneliti virus dan tak ditemukan perkembangan virus trojan tersebut," imbuhnya.

Meski begitu, ia berpesan agar tetap waspada, men-scan, dan membersihkan peranti lunak komputer secara rutin. Perbarui selalu antivirus."Penting: jangan sembarang membuka kiriman link via email yang aneh & mencurigakan dari orang yang tak kita kenal," tulisnya dalam akun @tifsembiring.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar